Minggu, 02 Januari 2011

SUPER LEADERSHIP


            Sering sekali kita dengar yang namanya “pemimpin”. Bila mendengar pemimpin maka kita akan membayangkan seseorang dengan kewibawaannya, berdiri di depan orang banyak membawakan suatu berita atau presentasi sesuatu, dan tegas.
            Seorang pemimpin pasti harus mempunyai kriteria tertentu agar bisa di segani oleh orang yang melihatnya. Seorang pemimpin juga harus ideal. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang dapat berkomunikasi secara efektif dalam situasi apapun dan bijaksana.

            Kriteria ciri-ciri pemimpin yang ideal kayak apa sih?!
1. Tenang
            Kalo pemimimpin ga tenang gimana bawahannya, apalagi saat ngadepin masalah
2. Berwawasan luas dan mengetahui banyak hal
            Selalu punya solusi untuk berbagai masalah
3. Kharismatik
            Seperti sosok Mantan Presiden Republik Indonesia, Bapak Soeharto
4. Bijaksana
            Seperti Mr. Barrack Obama
5. Cepat mengambil keputusan
            Tidak buang-buang waktu
6. Humoris
            Biar bisa mencairkan suasana
7. Pintar Bergaul
            Bisa berteman dengan semua orang tanpa membedakan kasta mereka
8. Punya ingatan kuat terhadap semua hal apalagi detail-detail
            Urusan pemimpin pasti banyak. Dari mulai yang kecil sampe yang besar
9. Berprinsip
            Tidak goyah saat ditekan dari segala sisi
10. Setia
            Terhadap yang dia pimpin terutamanya
            Ini setidaknya kriteria dari seorang pemimpin yang ideal agar masyarakat pun bisa mengsegani.
            Selain itu, seorang pemimpin juga harus memiliki sifat-sifat yang baik pula. Sifat seorang pemimpin yang baik menurut saya adalah seorang pemimpin yang paripurna, yaitu seseseorang yang memenuhi karakter kepemimpinan tertentu. Jika salah satu karakter tidak dimiliki, maka akan muncul permasalahan-permasalahan berkepanjangan yang membuat sengsara rakyatnya, mungkin sebagaimana yang sedang kita alami hari ini.
            Pemimpin yang hanya memiliki kebersihan hati tanpa didukung kecerdasan intelektual dan keberanian, maka kepemimpinannya akan banyak stagnan, senantiasa berjalan di tempat, selalu merasa puas dengan kondisi hari ini yang sama saja dengan setahun, bahkan lima tahun lalu. Jika pemimpin hanya memiliki kecerdasan belaka tanpa didukung kebersihan hati dan keberanian, maka jadinya seperti di “menara gading” alias monumen yang bukan hanya tanpa makna, tetapi juga mengganggu kehidupan rakyatnya. Apalagi jika pemimpin hanya memiliki keberanian saja, tanpa kebersihan hati dan kecerdasan, maka akan menjadikan kedaan semakin kacau dan buruk.
            Maka, sebelum ada seseorang yang memenuhi kriteria itu, maka Indonesia dijamin tidak akan menjadi negara maju, bebas kemiskinan, korupsi, kebodohan dan narkotika.
            Seperti ini sifat-sifat pemimpin yang baik:
1.Integritas.
            Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang anda katakan akan anda lakukan. Integritas membuat anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan anda. Integritas adalah penepatan janji-janji anda.Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti anda adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa anda akan membawa mereka menuju ke tujuan yang anda janjikan. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang mempunyai integritas? Bila ya, maka anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

2.Optimisme.
            Takkan ada orang yang mau mengikuti anda bila anda memandang suram masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang lebih baik, dan mereka dapat mencapai tempat itu. Apakah anda melihat gelas itu separuh kosong? Bila ya, anda adalah seorang pesimis. Apakah anda melihat gelas itu separuh berisi? Bila ya, anda adalah seorang optimis. Apakah anda melihatnya sebagai segelas penuh; yaitu separuh berisi air dan separuh lagi berisi udara? Maka anda adalah seorang yang super optimis. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang optimis? Bila ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

3.Menyukai perubahan.
            Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika anda tidak berubah, anda takkan tumbuh. Apakah anda anda dikenal sebagai seseorang yang memicu perubahan? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

4.Berani menghadapi resiko.
            Kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita mengambil resiko. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting.Kebanyak orang menghindari resiko. Karena itu, mereka bukan pemimpin. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang berani mengambil resiko? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

5.Ulet.
            Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, "Jika anda gagal di langkah pertama, sudahlah menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain." Jelas saja mereka
melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu, dan mereka akan selalu berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang ulet, tangguh, dan berdaya tahan tinggi? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

6.Katalistis.
            Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain keluar dari zone kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan dari para pengikut. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang mampu menggerakkan orang lain? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

7.Berdedikasi/komit.
            Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang komit dan senantiasa mencurahkan perhatian anda pada tujuan? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
            Kemudian kepemimpinan juga memiliki beberapa tipe, yaitu:
            Menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
            Cukup banyak yah kriteria-kriteria dari seorang pemimpin. Untuk itu pula seorang pemimpin juga harus mempunyai kecerdasan emosi yang baik. Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya.
            Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
            Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa artinya. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga.
            Untuk itu penting sekali kecerdasan emosi bagi seorang pemimpin agar bisa memimpin pengikutnya dan bisa mengontrol dirinya saat ada di depan banyak orang.
            Biasanya seorang pemimpin pasti ada di depan orang banyak untuk memberitahukan apa yang hendak ia bicarakan atau ia inginkan. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus mempunyai teknik presentasi yang baik dan efektif. Teknik presentasi merupakan cara seorang pemimpin untuk menyampaikan sesuatu yang ingin ia utarakan.
            Teknik presentasi yang baik yaitu tepat sasaran, materi yang disampaikan jelas dan sesuai, serta cara penyajian yang baik. Tepat sasaran maksudnya adalah target yang dituju itu sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Materi yang disampaikan juga harus menarik agar audiens yang dituju bisa memahaminya. Kemudian cara penyajian juga harus jelas. Dimana seorang pemimpin harus memperhatikan cara ia menyampaikan dalam hal suara, intonasi, bahasa tubuh, dan lain sebagainya. Bila semua itu sudah dilaksanakan dengan baik maka seorang pemimpin akan memiliki gaya atau teknik presentasi yang efektif.
            Selanjutnya, seorang pemimpin yang baik dan super adalah pemimpin yang mempunyai manajemen diri dan manajemen waktu yang baik dan efektif. Manajemen diri adalah bagaimana cara seorang pemimpin bisa mengatur atau mengontrol dirinya sendiri. Manajemen diri yang baik harus dimiliki seorang pemimpin agar bisa mengetahui dirinya sendiri. Tanpa manjemen diri yang baik, maka seorang pemimpin tidak akan bisa mengatur dirinya sendiri dan jelas ia juga tidak akan bisa mengatur para pengikutnya. Manajemen diri yang baik bisa diwujudkan dengan berlatih mengendalikan emosi, meningkatkan kepercayaan diri agar bisa tampil dengan baik di depan audiens.
            Selain manajemen diri, manajemen waktu juga sangat penting diatur dalam diri seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang memiliki manajemen waktu, akan terbiasa memanfaatkan waktu dengan sebaiknya dan tidak akan membuang waktu dengan sia-sia. Apabila seorang pemimpin memiliki manajemen waktu yang baik, maka ia akan memiliki perspektif yang baik, kreativitas akan meningkat, ia juga bisa menghilangkan stress yang timbul akibat tuntutan pekerjaan dan segala kesibukannya, ia juga bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarganya, serta ia bisa mempunyai tujuan hidup yang sangat sistematis.
            Inilah ulasan bagaimana menjadi “SUPER LEADERSHIP”.. ^^
 




Kamis, 30 Desember 2010

PENTINGNYA SOFTSKILL DALAM DUNIA KERJA

            PARA pengguna tenaga kerja kerap mengeluhkan lulusan perguruan tinggi (PT) yang berkualitas setengah hati. Bagaimana tidak kecewa, kalau lulusan yang dicetak ternyata kurang tangguh, tidak jujur, cepat bosan, tidak bisa bekerja teamwork, sampai minim kemampuan berkomunikasi lisan dan menulis laporan dengan baik. Mengapa itu bisa terjadi?
            Dalam dunia kerja, komentar tentang kualitas para sarjana semacam, “pintar sih, tapi kok tidak bisa bekerja sama dengan orang lain” atau “jago bikin perancangan, tapi sayangnya tidak bisa meyakinkan ide hebat itu pada orang lain”, atau “baru teken kontrak 1 tahun tapi sudah mundur, kurang tahan banting, nih,”, bukannya tidak jarang telontar. Tentunya hal itu bisa menjadi bahan evaluasi, bukan hanya bagi kampus tertentu, tetapi juga seluruh kampus di tanah air tanpa terkecuali.
            Ada kecenderungan apa yang diberikan di bangku kuliah tidak sepenuhnya serasi dengan kebutuhan di lapangan kerja. Sebagian besar menu yang disajikan, boleh dibilang berupa keterampilan keras (hard skill). Padahal, bukti-bukti menunjukkan penentu kesuksesan justru kebanyakan adalah keahlian yang tergolong lunak (soft skill).

       Pentingnya Softskill

            Mengapa ?

            Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Dunia pendidikanpun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.

            Adalah suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja. Lalu seberapa besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan?, kalau mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih disebabkan oleh unsur soft skillnya.

            Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Namun untuk mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Pendidik seharusnya memberikan muatan-muatan pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya. Lalu siapa yang harus melakukannya? Pentingnya penerapan pendidikan soft skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik.

            Apa ?

       Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
            Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)

            Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.

            Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill oke, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for Skill“.

            Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.  Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan merupakan soft skill.

            Bagaimana ?

            Para ahli manajemen percaya bahwa bila ada dua orang dengan bekal hard skill yang sama, maka yang akan menang dan sukses di masa depan adalah dia yang memiliki soft skill lebih baik. Mereka adalah benar-benar sumber daya manusia unggul, yang tidak hanya semata memiliki hard skill baik tetapi juga didukung oleh soft skill yang tangguh.
            Pada posisi bawah, seorang karyawan tidak banyak menghadapai masalah yang berkaitan dengan soft skill. Masalah soft skill biasanya menjadi lebih kompleks ketika seseorang berada di posisi manajerial atau ketika dia harus berinteraksi dengan banyak orang. Semakin tinggi posisi manajerial seseorang di dalam piramida organisasi, maka soft skill menjadi semakin penting baginya. Pada posisi ini dia akan dituntut untuk berinteraksi dan mengelola berbagai orang dengan berbagai karakter kepribadian. Saat itulah kecerdasan emosionalnya diuji.

            Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.
            INILAH SEDIKIT ULASAN PENTINGNYA SOFTSKILL DALAM DUNIA KERJA ^^


Senin, 27 Desember 2010

MANAJEMEN DIRI

Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar.
Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas yang seperti inilah yang akan timbul dari dalam diri kita.
Setiap orang mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup setiap orang berbeda-beda. Karena mereka memiliki pemikiran yang berbeda, dan juga keinginan yang berbeda dalam kehidupannya. Ada yang sangat berambisi, biasa saja, dan ada pula yang hanya menjalani apa yang sudah tuhan takdirkan.
Tidak mudah menjalani tujuan hidup yang sudah kita rencanakan, karena terkadang rencana yang sudah kita ingin jalankan terbentur oleh kenyataan yang ada. Karena kita tidak mempunyai kuasa apapapun untuk dapat menentukan apakah tujuan yang sudah kita tentukan itu dapat berjalan dengan baik. Karena ada Tuhan yang menentukan dan mempunyai kuasa atas segala hal yang ada di dunia ini. Jika DIA sudah menentukan tidak apakah kita dapat merubahnya. Oleh sebab itu kita hanya dapat berdoa agar tujuan yang sudah kita rancang dapat berjalan sesuai rencana.
Perencanaan tujuan hidup yang baik tidak mudah. Karena kita harus mampu konsisten dengan apa yang sudah kita rencanakan. Dan kita sudah memikirkan baik dan buruknya terlebih dahulu. Merencanakan tujuan hidup yang baik dengan cara manajemen diri. 
Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 
Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa memanage hati.
        Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya (Zohar, 2002).
            Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata atau mamanaje diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata diri.
            Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanaj dirinya sendiri. Karena setelah dapat memenaj diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin.

5 Cara Mengefektifkan Manajemen Diri Manusia

             Diera globalisasi seperti saat ini, kekuatan ambisi, kecerdasan dan impian yang tidak diimbangi dengan manajemen diri yang baik, sama saja seperti berbuat kerusakan pada tubuh dan jiwa Anda sendiri. Hal ini terjadi karena segala sesuatunya terus berkembang sehingga ada diantaranya mempermudah manusia bagi mereka yang dapat menggunakannya, dan ada yang diantaranya malah mempersulit manusia karena mereka tidak dapat menggunakannya.
            Mari kita ambil contoh sebagai berikut, ada dua orang yang memiliki ambisi, kecerdasan, dan impian yang sama yaitu bekerja di perusahaan. Namun perbedaannya yang satu dapat memanajemen dirinya dengan baik, dan yang satunya lagi tidak dapat memanajemen dirinya dengan baik. Walhasil, memang keduanya berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan. Tapi sayang, yang berbeda adalah waktunya. Sang manusia dengan manajemen diri yang baik jauh lebih cepat mendapatkan cita-citanya daripada manusia yang tidak memiliki manajemen diri yang baik. Disinilah makna “efektivitas” dan “efesiensi” dalam hidup manusia  akan begitu terasa.

            Berbicara tentang  manajemen itu tidak terlalu sulit, namun juga tidak terlalu mudah. Perlu pemikiran mendalam (deep thinking) terhadap diri kita, mengkalkulasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) diri kita, pandainya kita belajar kelebihan dan kesalahan orang lain, pemahaman nilai (value) apa yang kita torehkan pada hidup, serta jelinya melihat peluang lingkungan agar dapat memberikan kontribusi terbaik kita. Dari semua hal tadi, sebenarnya dapat diringkas dalam sebuah pernyataan : Hanya dengan kombinasi kekuatan dan pengetahuan Anda-lah, Anda dapat mencapai cita-cita yang Anda inginkan.
            Setidaknya ada 5 pertanyaan mendasar untuk membuat hidup kita lebih efektif dan efisien.
1. “What Are My Strength?”
Cara terefektif untuk mengukur seberapa besar kekuatan kita adalah dengan menggunakan feedback analysis. Setiap kali kita telah memikirkan cita-cita/impian kita untuk beberapa waktu kedepan, maka tuliskanlah. Setelah waktu yang Anda tenggatkan telah lewat, maka lakukan penilaian seberapa besar hasil yang Anda dapatkan dari cita-cita yang direncanakan. Kemampuan apa saja yang telah Anda kerahkan untuk mencapainya? kebiasaan buruk apa yang menghambat cita-cita Anda? Karena kita terikat dengan waktu yang terbatas, maka jangan pernah membuang waktu untuk mengerahkan sebuah skill dimana Anda tidak menguasainya. Berkonsentrasilah pada kekuatan Anda dan bangun kekuatan Anda.

2. “How Do I Work?”
Dengan jalan seperti apakah Anda dapat mengeluarkan performa terbaik Anda? Apakah dengan membacanya atau mendengar orang lain yang berdiskusi? Apakah Anda lebih senang bekerja sendiri atau bekerja secara tim? Apakah Anda adalah seorang tipe konseptor ataukah seorang tipe eksekutor? Apakah Anda dapat bekerja dalam tingkat stress yang tinggi ataukah dalam lingkungan yang baik? Semua pertanyaan ini membantu mengarahkan pada Anda agar dapat mengerti bagaimana pola kerja Anda. Dengan mengetahuinya, peluang efektivitas kerja Anda akan meningkat drastis karena Anda telah mengetahui bagaimana cara Anda bekerja.

3.  “What Are My Values?”
Nilai disini dapat didekati dengan prinsip-prinsip hidup yang Anda pegang. Suatu saat mungkin Anda akan menemukan sebuah lingkungan organisasi yang bertentangan dengan prinsip hidup yang Anda pegang, dan hal itu mengurangi performa Anda. Maka tak ada kata lain dalam kamus kata efektivitas, Anda harus pindah. Carilah lingkungan yang sesuai dengan prinsip hidup Anda sehingga Anda dapat berada pada puncak performa Anda.

4. “Where Do I Belong?”
Berdasarkan kekuatan, cara bekerja, dan prinsip hidup Anda, kini carilah lingkungan yang tepat dimana Anda bisa memaksimalkan ketiga hal tadi sehingga Anda dapat menjadi seorang bintang (star) didalam organisasi yang Anda geluti. Dengan komposisi kekuatan, cara kerja, dan prinsip hidup yang tepat dengan lingkungan akan membuat efektivitas dan efesiensi kerja Anda akan meningkat drastis.

5. “What Can I Contribute?”
Dewasa ini, dimanapun organisasi Anda berada, Anda memiliki banyak pilihan. Jarang ada organisasi atau perusahaan yang mengarahkan Anda untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Untuk itu, pertama-tama penting sekali menanyakan bagaimana situasi yang ada sekarang. Berkaca dari situasi demikian, dan mengkombinasikan dengan kekuatan, cara kerja dan prinsip hidup Anda, Anda dapat mengambil ancang-ancang sedini mungkin kontribusi terhebat apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk organisasi yang Anda tekuni saat itu.

Jumat, 24 Desember 2010

GAYA KEPEMIMPINAN

 
Pemimpin (Boss, Ketua, Presiden, Manager, Owner,dsb), hanya sebutan untuk orang yang berkuasa. Siapa yang memimpin dan siapa yang dipimpin, adalah simulasi kehidupan. Pernahkah anda mengingat siapa pemimpin yang paling berkuasa sekarang ini. Manusia tidak akan bisa menalar, kemana dia berjalan setiap waktu, dan siapa yang memimpinnya untuk melakukan hal itu.
"Seseorang bisa memimpin banyak orang tetapi tidak bisa mengatur (kehidupan) banyak orang". Waktu dan perjalanan akan memimpin di barisan depan pengikutnya adalah perbuatan dan sikap.

Tujuh Langkah Menciptakan Gaya Kepemimpinan

     SEORANG pemimpin memiliki tugas yang sangat berat. Jika ia salah menerapkan gaya kepemimpinan, akibatnya bisa fatal. Bisa jadi, malah membuat produktivitas anak buahnya menurun.
     Lalu bagaimana agar gaya kepemimpinan bisa berdampak positif? Apa yang seorang pemimpin bawakan, itu pula yang akan didapatkannya. 
     Pemimpin yang mampu memimpin dengan baik pasti akan dihormati karyawannya. Ia tak hanya mampu bekerja dengan baik, tapi juga menjadikannya sebagai atasan yang lekat dengan citra yang baik dan mudah diingat karyawannya. Karena itulah, sebuah gaya kepemimpinan yang tepat sangat perlu dimiliki seorang atasan.

     Berikut langkah-langkah untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang tepat:
1. Berani dan penuh percaya diri  
     
     Agar seorang atasan memiliki cahaya yang terang, ia harus memiliki keberanian untuk melakukan sebuah tantangan besar. Saat akan mengambil sebuah tantangan, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko dan harus terus berjalan, tak peduli yang dikatakan orang lain.

     Di sini, karakter yang kuat sangat diperlukan seorang pemimpin. Ia harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa apa yang akan dilakukannya ialah sesuatu yang benar dan akan mendatangkan sebuah keuntungan bagi perusahaan.

     Inti dari gaya kepemimpinan ini ialah, jangan pernah takut mengambil risiko dan jangan pernah takut melakukan kesalahan. Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya atasan melakukan evaluasi, hal penting dan menantang apa yang bisa dilakukannya.

     Selain itu, setiap hari selama satu minggu, buatlah tiga sampai lima hal tentang gaya kepemimpinan yang efektif jika diterapkan, kemudian terapkan gaya tersebut di minggu berikutnya.

2. Mempertajam kekuatan

     Seorang ahli di bidang Emotional Intelligence, Daniel Goleman, melakukan penelitian terhadap gaya kepemimpinan di 500 perusahaan dan menemukan beberapa tipe kepemimpinan yang menonjol, misalnya melihat jauh ke depan (visionary), demokratis, dan senang melatih.

     Nah, carilah keahlian atau kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai gaya kepemimpinan Anda. Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas Anda. Gaya tersebut juga menjadi kekuatan yang akan mengantarkan Anda pada kesuksesan di dunia karier.

3. Padukan beberapa gaya kepemimpinan

     Meski memiliki ciri khas gaya kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin juga bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya.

     Para pemimpin yang sukses umumnya memadukan beberapa gaya kepemimpinan pada dirinya karena satu gaya saja tidak pernah cukup mengatasi masalah yang banyak.

     Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan yang kebanyakan perempuan atau sebaliknya, gunakan pendekatan dengan gaya kepemimpinan yang lembut dan penuh perhatian. Tapi, di saat tertentu gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang tegas.

     Untuk bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat, identifikasi wilayah dan karyawan yang ada di bawah atasan, kemudian carilah gaya kepemimpinan yang tepat untuk dipadukan dengan gaya kepemimpinan yang menjadi ciri khasnya. Setelah itu, lihat hasilnya dan lakukan evaluasi jika hasilnya belum maksimal.

4. Ciptakan tujuan

     Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang harus bisa mengomunikasikan tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai timnya. Dengan mengomunikasikan, ini akan membuat bawahan merasa terpacu untuk mencapai target, dan atasan sang pemimpin juga bisa melihat bahwa pemimpin ini bisa membimbing anak buahnya.

     Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang tepat, pelajarilah semua hal yang terjadi di luar perusahaan. Setelah itu, tentukan tujuan, bangun kerja tim, dan gerakkan mereka semua untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Pemberi semangat

     Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa memberikan semangat dan mampu memotivasi karyawannya. Pemimpin haruslah bisa menempatkan dirinya sebagai seorang motivator saat karyawannya menemui halangan.

     Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi setiap karyawannya hingga tiap karyawan bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan.Karena itulah, seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya kepada dirinya sendiri, “apa yang bisa saya berikan kepada tim saya hari ini?”

6. Seimbang

     Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu, ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.

7. Menjadi diri sendiri

     Tak ada yang lebih baik selain menjadi diri sendiri. Karena itulah, jadilah pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha untuk menjadi orang lain yang bukan diri Anda.

     Nah dari tips trik diatas maka akan menciptakan seorang pemimpin yang sangat disegani oleh bawahan-bawahannya dan akan bisa menjadi contoh bagi pengikutnya...

Kamis, 23 Desember 2010

TEKNIK PRESENTASI

     Presentasi?? Sudah menjadi hal yang biasa kan?? Kita pasti sering melihat seseorang berpresentasi. Entah presentasi formal maupun non formal. Presentasi formal misalnya saja yang kita lihat pada seminar-seminar kampus atau apapun itu. Presentasi non formal misalnya saja kita presentasi tugas kampus di depan kelas. Semua hal itu sudah sering kita lihat. Namun dibalik semua itu yang namanya presentasi juga pasti ada tekniknya. Bagaimana kita bisa tampil di depan khalayak banyak agar terlihat menarik, harus ada teknik atau cara aagar presentasi kita diperhatikan oleh khalayak yang melihatnya.
     
    

Teknik dan Trik Presentasi

     Presentasi, adalah hal yang biasa dan pasti semua orang alami khususnya yang orang-orang berkarier atau pernah menempuh pendidikan baik tingkat SMP, SMA atau perguruan tinggi. Hal klasik yang pasti dialami oleh si presentator adalah bagaimana caranya hal yang dipresentasikan itu bener-bener dilihat, dimengerti dan dipahami oleh orang yang kita hadapi. Seperti pengertian presentasi itu sendiri kan gimana caranya kita menerangkan apa maksud kita dengan cara lisan dan penambahan media visual (peraga, slide proyektor, dsb) itupun kalau ada.
 
     Nah, yang akan saya bahas disini adalah presentasi yang menggunakan media visual, khususnya dengan powerpoint.

Kenapa saya mengangkat hal ini?
      Selain atas ide saya agar memuat artikel gimana cara buat presentasi yang asik, Seperti masalah klasik tadi juga, terkadang terjadi hal-hal seperti penguji, dosen ataupun bos kita menghadapi presentasi kita dengan tampang ogah-ogahan, memperhatikan sambil liat-liat/baca-baca modul yang kita bagikan, sambil bicara dengan temannya mengomentari presentasi kita. Maksud hati sih kepengen bapaknya memperhatikan terus, padahal ada slide-slide yang kita jadikan andalan pada presentasi kita, eh, malah ga diperhatikan. Ga’ asik kan…hehe
Nah, itulah… gimana cara kita supaya pandangan para penguji/dosen/bos kita itu ga’ berpaling dari presentasi yang kita sajikan, akan saya bahas disini.
.
1. Sajikan Hal Penting atau Hal-hal yang Menarik saja.
Inti presentasi itu apa sih?
Intinya Menjelaskan dan meyakinkan audience tentang hal apa yang akan kita bicarakan. Idealnya, presentasi dengan menggunakan powerpoint/slide selalu disertakan modul (proposal, makalah, paper) yang berisikan tentang data lengkap ataupun penjelasan lengkap tentang hal apa yang kita angkat. Dengan kata lain, tidak mesti dalam setiap presentasi kita harus menampilkan semua hal yang kita sajikan. Bayangkan saja, kalo misalnya makalah/proposalnya 100lembar, kalo semua dipresentasikan bisa makan waktu 1 jam-an.
      Waktu ideal presentasi adalah 10-15 menit. Lebih dari itu, para audience bisa jadi mudah bosan dan tak fokus lagi. Sajikan saja hal-hal yang menarik dan penting dari bahasan kita. Hal-hal seperti pengertian umum (yang kira2 semua audience juga dah pada ngerti) ga perlu ditampilkan atau malah dijelaskan panjang lebar, paling tidak cukup point nya aja.
     Hal seperti ini paling sering dilakukan orang-orang dengan dalih supaya yang dibahas makin banyak. Ingat, semakin singkat dan padat presentasi akan semakin baik, semakin lama bakal tambah bikin bosen.
      Tampilkan saja hal-hal yang baru, berbeda, inti dari percobaan/penelitian, inti bahasan, cara kerja lengkap, kesimpulan padat singkat dan contoh-contoh kongkritnya. Untuk hal-hal yang tidak diterangkan pada saat presentasi, itulah gunanya Modul yang dibagikan/dikumpulkan. Agar hal-hal lain yang umum, atau yang tidak dijelaskan ataupun penjelasan lengkap masalah presentasi bisa dibaca dimodul.
.
2. Banyakin Point-Point dan gambar dari pada tulisan sepanjang dan sejauh mata memandang. (hehe).
Tanpa mempertimbangkan Isinya, slide Mana yang lebih baik menurut mu?
Tanpa memperatikan isinya, slide mana yang lebih baik menurutmu?
Dua contoh slide diatas adalah Slide A yang  berisikan seluruh pengertian (penyaji tinggal membaca saja), dan Slide B yang berisikan tentang Poin-poin (Penyaji harus memberikan penjelasan).
Hal ini yang paling banyak dilakukan oleh para tukang presentasi (tapi jangan samakan dengan slide dosen ngasih mata kuliah lho,beda itu).
Sebenarnya tidak salah sih, menampilkan penjelasan panjang lebar di slide, apalagi pake font 12 trus sampe 15 baris gitu… wiis, percaya, dari 10 audience, paling pol juga Cuma 1-2 orang yang baca, males.
Memberikan tulisan pada slide, secara tidak langsung memaksa audience untuk membaca. Karena itu, sajikanlah tulisan yang penting saja.
.
3. Sajikan dengan suara jelas, tegas dengan intonasi dan gerak badan yang mendukung.
KUASAI MATERI PRESENTASI….!!!
     Hal ini juga merupakan salah satu point yang sangat penting dalam presentasi. Tak jarang penyaji berpresentasi dengan gaya yang monoton, intonasi datar, muka seperti tak berekspresi dan tak bergerak dalam radius 10cm karena grogi dan tidak begitu menguasai materi..hehe…
      Dengan intonasi yang komunikatif seperti bertanya dan menjawab kepada audience. Untuk pergerakan penyaji, akan lebih baik jika penyaji aktif bergerak (jika memang diperlukan atau memang memungkinkan) dan tidak diam ditempat. Apalagi kalau grogi, bakal keliatan banget kalo diam ditempat. Dengan aktif dan banyak bergerak juga sedikit banyak akan mengurangi rasa grogi kita sendiri.
     Materi merupakan hal yang paling penting yang harus dikuasai. Dengan penguasaan materi yang  baik, maka seorang presentator akan bisa dengan lancar membawakan presentasinya. Apabila seorang presentator tidak menguasai materi, maka pada saat ia membawakan sebuah presentasi maka ia akan kebingungan di depan audience yang akan mengakibatkan hilangnya rasa percaya diri orang tersebut akibat lupa akan materi yang hendak ia sampaikan.

     Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa presentasi itu sebenarnya mudah. Yang penting kita harus menguasai materi yang hendak kita sampaikan dan yang terpenting lagi yaitu kita harus percaya diri saat tampil di depan audience atau khalayak...

Selasa, 02 November 2010

KOMUNIKASI EFEKTIF

            Komunikasi?? Sepertinya sudah tidak asing lagi yah kita dengarnya. Setiap hari pastinya kita melakukan yang namanya komunikasi. Tidak mungkin satu hari kita tidak berkomunikasi. Entah itu antarpribadi, intrapribadi, kelompok, dan lain sebagainya. Namun, apakah sudah efektif komunikasi yang kita bina?? Nah..itu dia yang belum kita ketahui. Oke sedikit kita membahas komunikasi dan bagaimana komunikasi efektif itu?? ^^

·         PENGERTIAN

Komunikasi merupakan terjemahan kata communication yang berarti perhubungan atau perkabaran. Communicate berarti memberitahukan atau berhubungan. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dengan kata dasar communis yang berarti sama. Secara terminologis, komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan sesuatu (pesan) dari satu pihak ke  pihak lain dengan menggunakan suatu media. Sebagai makhluk sosial, manusia sering berkomunikasi satu sama lain. Namun, komunikasi bukan hanya dilakukan oleh manusia saja, tetapi juga dilakukan oleh makhluk-makhluk yang lainnya. Semut dan lebah dikenal mampu berkomunikasi dengan baik. Bahkan tumbuh-tumbuhanpun sepertinya mampu berkomunikasi.
Komunikasi dilakukan oleh pihak yang memberitahukan (komunikator) kepada pihak penerima (komunikan). Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.

·         UNSUR UNSUR KOMUNIKASI

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain:
1.      Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi
2.      Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3.      Media.
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.
4.      Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
5.      Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.

·         FUNGSI DAN MANFAAT KOMUNIKASI

Dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin saling pengertian dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
1.      Fungsi informasi. Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2.      Fungsi ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3.      Fungsi kontrol. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4.      Fungsi sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5.      Fungsi ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
Banyak manfaat yang dapat peroleh dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya adalah:
1.       Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
2.       Adanya saling kesefamanan antara komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.
3.       Menjaga hubungan baik dalam suatu persahabatan, komunitas.

·         PEDOMAN DALAM BERKOMUNIKASI

Komunikasi yang baik adalah komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik tanpa menimbulkan perasaan negatif. Ada beberapa pedoman untuk menjalin komunikasi yang baik, yaitu antara lain:
1.      Berkomunikasi dengan berpedoman pada nilai-nilai Islam.
2.      Setiap situasi komunikasi mempunyai keunikan.
3.      Kunci sukses komunikasi adalah umpan balik.
4.      Komunikasi bersemuka adalah bentuk komunikasi yang paling efektif.
5.      Setiap pesan komunikasi mengandung unsur informasi sekaligus emosi.
6.      Kata adalah lambang untuk mengekspresikan pikiran atau perasaan yang terbuka untuk ditafsirkan.
7.      Semakin banyak orang yang terlibat, komunikasi semakin kompleks.
8.      Dapat terjadi gangguan dalam penyampaian pesan komunikasi.
9.      Perbedaan persepsi mengganggu keefektifan sampainya pesan.
10.    Orang berkomunikasi sesuai dengan situasi komunikasi yang diharapkannya.

·         SIKAP DALAM BERKOMUNIKASI

Ada beberapa sikap yang perlu dicermati oleh seseorang dalam berkomunikasi, khususnya  komunikasi verbal,  yaitu antara lain:
1.      Berorientasi pada kebenaran (truth).
2.      Tulus (sincerity).
3.      Ramah (friendship).
4.      Kesungguhan (Seriousness).
5.      Ketenangan (poise).
6.      Percaya diri (self convidence).
7.      Mau mendengarkan dengan baik (good listener)

·         TEKNIK BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa komunikasi efektif tejadi apabila suatu pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Karena itu, dalam berkomunikasi, khususnya  komunikasi verbal  dalam forum formal,  diperlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi.
2.      Mengenali komunikan (audience).
3.      Berorientasi pada tema komunikasi.
4.      Menyampaikan pesan dengan jelas.
5.      Menggunakan alat bantu yang sesuai.
6.      Menjadi pendengar yang baik.
7.      Memusatkan perhatian.
8.      Menghindari terjadinya gangguan.
9.      Membuat suasana menyenangkan.
10.  Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar.

·         BERKOMUNIKASI DALAM FORUM PELATIHAN

Dalam pelatihan, seorang komunikator sebagai Pembicara perlu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi forum tersebut, baik jenis pelatihan, suasana ruangan, audience (peserta), fasilitas pendukung dan lain sebagainya. Agar dapat berkomunikasi secara efektif dan optimal, komunikator perlu mempersiapkan diri, baik dari segi penampilan fisik, mentalitas maupun penguasaan materi yang akan disampaikan. Persiapan yang baik sangat mendukung sekali penampilannya dalam berkomunikasi dengan komunikan.
Pesan yang akan disampaikan dikemas dalam bentuk naskah tertulis materi pelatihan sesuai temanya. Materi disampaikan dengan metode ceramah yang diikuti dengan tanya jawab atau diskusi. Kamunikator dituntut untuk mampu menerangkan pesan materi secara jelas, dengan memanfaatkan kemampuan logika, intonasi pembicaraan, pengucapan kata, dan pemilihan kalimat yang tepat; didukung oleh bahasa tubuh yang menarik maupun peralatan bantu yang sesuai kebutuhan.
Untuk memberi kesan yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih jelas, materi dapat disampaikan dalam bentuk presentasi dengan menggunakan alat bantu komputer dan asesorinya, yang meliputi: Notebook, LCD Projector dan Screen. Presentasi diberikan dalam bentuk penampilan komunikasi verbal Pembicara dan slide presentation, biasanya dalam program power point, secara simultan.
·         PROSES KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
            Adapun proses suatu komunikasi berjalan melalui siklus, komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan, din selanjutnya si komunikan beralih menjadikomunikator dan seterusnya, sehinhha kegiatan komunikasi dapat berlangsung:
            Dalam proses komunikasi akan timbul umpan balik atau feedback. Menurut Bovee Thill (2003) komunikasi sebagai proses mengirim dan menerima pesan, dan bisa dikatakan efektif apabila pesan tersebut dapat dimengerti dan menstimuli tindakan atau mendorong orang lain untuk mulakukan tindakan sesuai dengan pesan yang disampaikan tersebut.
·         KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
            Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
            Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
            Berbicara tentang minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :
a) Tersedianya suatu hal yang menarik minat.
b) Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang  menonjol itu menumbuhkan perhatian.
c) Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang  dimaksudkan.
            Itulah beberapa hal saja yang dapat menimbulkan sesuatu komunikasi yang efektif. Sudah barang tentu untuk menciptakan keefektifan tidaklah semudah yang dipaparkan dalam tulisan diatas, karena factor-faktor lain seperti kejiwaan, lingkungan dan budaya turut memainkan peranannya.