Senin, 27 Desember 2010

MANAJEMEN DIRI

Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar.
Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas yang seperti inilah yang akan timbul dari dalam diri kita.
Setiap orang mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup setiap orang berbeda-beda. Karena mereka memiliki pemikiran yang berbeda, dan juga keinginan yang berbeda dalam kehidupannya. Ada yang sangat berambisi, biasa saja, dan ada pula yang hanya menjalani apa yang sudah tuhan takdirkan.
Tidak mudah menjalani tujuan hidup yang sudah kita rencanakan, karena terkadang rencana yang sudah kita ingin jalankan terbentur oleh kenyataan yang ada. Karena kita tidak mempunyai kuasa apapapun untuk dapat menentukan apakah tujuan yang sudah kita tentukan itu dapat berjalan dengan baik. Karena ada Tuhan yang menentukan dan mempunyai kuasa atas segala hal yang ada di dunia ini. Jika DIA sudah menentukan tidak apakah kita dapat merubahnya. Oleh sebab itu kita hanya dapat berdoa agar tujuan yang sudah kita rancang dapat berjalan sesuai rencana.
Perencanaan tujuan hidup yang baik tidak mudah. Karena kita harus mampu konsisten dengan apa yang sudah kita rencanakan. Dan kita sudah memikirkan baik dan buruknya terlebih dahulu. Merencanakan tujuan hidup yang baik dengan cara manajemen diri. 
Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 
Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa memanage hati.
        Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya (Zohar, 2002).
            Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata atau mamanaje diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata diri.
            Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanaj dirinya sendiri. Karena setelah dapat memenaj diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin.

5 Cara Mengefektifkan Manajemen Diri Manusia

             Diera globalisasi seperti saat ini, kekuatan ambisi, kecerdasan dan impian yang tidak diimbangi dengan manajemen diri yang baik, sama saja seperti berbuat kerusakan pada tubuh dan jiwa Anda sendiri. Hal ini terjadi karena segala sesuatunya terus berkembang sehingga ada diantaranya mempermudah manusia bagi mereka yang dapat menggunakannya, dan ada yang diantaranya malah mempersulit manusia karena mereka tidak dapat menggunakannya.
            Mari kita ambil contoh sebagai berikut, ada dua orang yang memiliki ambisi, kecerdasan, dan impian yang sama yaitu bekerja di perusahaan. Namun perbedaannya yang satu dapat memanajemen dirinya dengan baik, dan yang satunya lagi tidak dapat memanajemen dirinya dengan baik. Walhasil, memang keduanya berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan. Tapi sayang, yang berbeda adalah waktunya. Sang manusia dengan manajemen diri yang baik jauh lebih cepat mendapatkan cita-citanya daripada manusia yang tidak memiliki manajemen diri yang baik. Disinilah makna “efektivitas” dan “efesiensi” dalam hidup manusia  akan begitu terasa.

            Berbicara tentang  manajemen itu tidak terlalu sulit, namun juga tidak terlalu mudah. Perlu pemikiran mendalam (deep thinking) terhadap diri kita, mengkalkulasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) diri kita, pandainya kita belajar kelebihan dan kesalahan orang lain, pemahaman nilai (value) apa yang kita torehkan pada hidup, serta jelinya melihat peluang lingkungan agar dapat memberikan kontribusi terbaik kita. Dari semua hal tadi, sebenarnya dapat diringkas dalam sebuah pernyataan : Hanya dengan kombinasi kekuatan dan pengetahuan Anda-lah, Anda dapat mencapai cita-cita yang Anda inginkan.
            Setidaknya ada 5 pertanyaan mendasar untuk membuat hidup kita lebih efektif dan efisien.
1. “What Are My Strength?”
Cara terefektif untuk mengukur seberapa besar kekuatan kita adalah dengan menggunakan feedback analysis. Setiap kali kita telah memikirkan cita-cita/impian kita untuk beberapa waktu kedepan, maka tuliskanlah. Setelah waktu yang Anda tenggatkan telah lewat, maka lakukan penilaian seberapa besar hasil yang Anda dapatkan dari cita-cita yang direncanakan. Kemampuan apa saja yang telah Anda kerahkan untuk mencapainya? kebiasaan buruk apa yang menghambat cita-cita Anda? Karena kita terikat dengan waktu yang terbatas, maka jangan pernah membuang waktu untuk mengerahkan sebuah skill dimana Anda tidak menguasainya. Berkonsentrasilah pada kekuatan Anda dan bangun kekuatan Anda.

2. “How Do I Work?”
Dengan jalan seperti apakah Anda dapat mengeluarkan performa terbaik Anda? Apakah dengan membacanya atau mendengar orang lain yang berdiskusi? Apakah Anda lebih senang bekerja sendiri atau bekerja secara tim? Apakah Anda adalah seorang tipe konseptor ataukah seorang tipe eksekutor? Apakah Anda dapat bekerja dalam tingkat stress yang tinggi ataukah dalam lingkungan yang baik? Semua pertanyaan ini membantu mengarahkan pada Anda agar dapat mengerti bagaimana pola kerja Anda. Dengan mengetahuinya, peluang efektivitas kerja Anda akan meningkat drastis karena Anda telah mengetahui bagaimana cara Anda bekerja.

3.  “What Are My Values?”
Nilai disini dapat didekati dengan prinsip-prinsip hidup yang Anda pegang. Suatu saat mungkin Anda akan menemukan sebuah lingkungan organisasi yang bertentangan dengan prinsip hidup yang Anda pegang, dan hal itu mengurangi performa Anda. Maka tak ada kata lain dalam kamus kata efektivitas, Anda harus pindah. Carilah lingkungan yang sesuai dengan prinsip hidup Anda sehingga Anda dapat berada pada puncak performa Anda.

4. “Where Do I Belong?”
Berdasarkan kekuatan, cara bekerja, dan prinsip hidup Anda, kini carilah lingkungan yang tepat dimana Anda bisa memaksimalkan ketiga hal tadi sehingga Anda dapat menjadi seorang bintang (star) didalam organisasi yang Anda geluti. Dengan komposisi kekuatan, cara kerja, dan prinsip hidup yang tepat dengan lingkungan akan membuat efektivitas dan efesiensi kerja Anda akan meningkat drastis.

5. “What Can I Contribute?”
Dewasa ini, dimanapun organisasi Anda berada, Anda memiliki banyak pilihan. Jarang ada organisasi atau perusahaan yang mengarahkan Anda untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Untuk itu, pertama-tama penting sekali menanyakan bagaimana situasi yang ada sekarang. Berkaca dari situasi demikian, dan mengkombinasikan dengan kekuatan, cara kerja dan prinsip hidup Anda, Anda dapat mengambil ancang-ancang sedini mungkin kontribusi terhebat apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk organisasi yang Anda tekuni saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar